aku datang
buang namaku jika kau penat!
buang namaku jika kau bosan!
buang namaku jika kau lelah!
aku belai, bukan menghindar
Len, aku cinta padamu!
aku melihat matahari, berlari dan terbujur lemas terharu
ada kamu
aku ingin memandang wajahmu untuk waktu yang berabad abad
menikmati wajahmu yang termakan waktu
menelusurinya dengan hangat, membelainya
aku ingin menikmati zaman, sambil menggandengmu dengan erat
menikmati renyah suara tidurmu yang terbayang
aku ingin menatapmu sampai zaman telah lelah dengan sikap
berbagi cinta denganmu hingga tulang rusukku kedepan dan aku menginap di tanah merah
aku cinta padamu, Len!
aku terbang menuju cakrawala
nyawaku, nyawamu menjadi satu di dalam ruangan, disaat rutinitas menjadi obat nyamuk diantara kita
aku melihat dermaga
kilat air genit menyapaku
menggoda ku untuk bercinta dengan alam
ada kamu
aku jadi berharap
kamu menjadi harapan, dan kamu adalah makna
aku ingin membelaimu, lagi, dan lagi
merencanakan masa depan dan menimang sebuah kebahagiaan
cinta kita adalah senang dan duka
senang disaat kamu melayang melalang buana di kalbuku, kecupan manis tanpa batas, sentuhan peka jari remaja
duka disaat kita terpisah tak terjamah
cek cok dan ketegangan membuat kita dewasa
membuat kita semakin mendekat tanpa harus terikat
Len, aku melihat matahari dan berlari ke arah tubuhmu
seperti disaat kita berlari menuju bulan yang akan me-ninabobokan kita
seperti disaat kita tersenyum kepada matahari karena kau mendekat hangat untuk pagi kita, terima kasih